Bisnis

Sri Mulyani Terus Dibujuk Untuk Mundur

Kertasleces.co.id – Ekonom Senior Faisal Basri kembali menggaungkan isu mundur terhadap Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Kali ini ekonom INDEF ini bahkan menghadirkan para senior untuk bersama-sama membujuk agar Sri Mulyani segera mundur.

“Harus kita upayakan. Saya imbau teman-teman, para senior juga untuk membujuk,” kata Faisal pada Economic Outlook 2024 di dalam Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Menurut ia pada waktu ini kegiatan ekonomi Indonesia masih diselimuti ketidakpastian. Apalagi dengan sikap Presiden Jokowi yang dimaksud ketika ini dituding berpihak pada satu paslon.

“Itu bahaya, mempercepat pembusukan itu. Oleh sebab itu, ada risiko macam-macam. Kalau saya gak suka yang tersebut rusuh-rusuh. Oleh lantaran itu, saya berdoa agar menteri-menteri khususnya Sri Mulyani mundur,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mendadak tak sejumlah bicara di area berada dalam isu mundur.

Usai rapat dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif sama-sama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di area Istana Negara, Ibukota Indonesia pada Awal Minggu (5/2/2024) Eks Direktur Pelaksana Bank Global yang disebutkan memilih bungkam.

“Nggak usalah yah, aku udah tahu pertanyaanya,” singkat Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun bergegas masuk ke mobil dinasnya yang dimaksud sudah ada menunggu.

Isu Sri Mulyani mundur memang benar sedang hangat dibicarakan. Isu ini pertama kali digaungkan oleh Faisal Basri sendiri.

Faisal bahkan mengungkapkan Sri Mulyani adalah menteri Jokowi yang digunakan paling siap mundur.

“Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah ada gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing,” klaim Faisal di Political Economic Outlook 2024 di tempat Tebet, Jakarta.

Yah dukungan Jokowi pada konstetasi kebijakan pemerintah pemilihan raya 2024 terhadap pasangan Prabowo Subianto lalu Gibran Rakabuming Raka menjadi alasan utama.

Tak hanya saja itu Faisal juga mengungkapkan Sri Mulyani dan juga Prabowo juga kerap berbeda pendapat, teristimewa untuk kesulitan anggaran.

“Katanya nunggu momentum, mudah-mudahan peluang ini segera insyaallah jadi pemicu yang digunakan dahsyat, seperti Pak Ginandjar (Menteri Koordinator Area Ekonomi, Keuangan, dan juga Industri Ginandjar Kartasasmita) kemudian 13 menteri lainnya mundur pada zaman Pak Harto (Presiden Soeharto),” sambungnya.

Related Articles

Back to top button