Olahraga

Devin Haney vs Ryan Garcia serta Persaingan Tinju Kelas Ringan Super 63,5 Kg

Kertasleces.co.id – Devin Haney vs Ryan Garcia dan juga persaingan kelas ringan super 63,5 kg menarik perhatian penggemar tinju dunia. Mungkin, kelas ringan super bukan terlalu berbagai mendapat penghormatan.

Pasalnya, bagi para petarung level superstar, divisi ini cenderung menjadi tempat persinggahan antara kelas ringan kemudian welter. Floyd Mayweather Jr. tampil pada tiga pertandingan. Manny Pacquiao memiliki satu pertarungan di dalam kelas ringan super, merebut penghargaan juara dunia, lalu kemudian menghilang. Shane Mosley melewatkan divisi ini sepenuhnya.

Saat ini, pasca apa yang digunakan terjadi pada Hari Sabtu waktu malam antara Ryan Garcia serta Devin Haney, kelas ringan super mungkin saja merupakan divisi yang dimaksud paling menarik pada dunia tinju. Akankah salah satu petinju yang tersebut tampil begitu menarik akan bertahan lama? Tidak ada yang dimaksud tahu.

Namun untuk pada waktu ini, kelas 63,5 kg menawarkan berbagai sekali sudut pandang untuk diulik. Namun, jangan pernah berasumsi apa pun. Terutama pada tinju. Kita semua pernah salah prediksi, kemudian kekacauan terjadi sepanjang waktu, namun Devin Haney vs Ryan Garcia adalah salah satu contoh yang dimaksud paling menonjol yang mana dapat saya ingat tentang orang-orang yang dimaksud terpaku pada sebuah narasi serta mengkritik kesempatan orang petinju untuk menang dengan sangat percaya diri serta salah.

Apa yang digunakan terjadi akhir pekan lalu, Ryan Garcia merusak semua prediksi sebagian besar penggemar tinju dunia. Pelajaran yang digunakan sanggup dipetik dari perilaku aneh Ryan Garcia selama sepekan sebelum pertarungan adalah tak boleh dengan segera menilai individu petinju underdog akan segera kalah. Mungkin, berbagai orang yang tersebut mengasumsikan bahwa perilaku yang mana tiada menentu pribadi petinju seperti Ryan Garcia akan menciptakan kekalahan telak.

Terbukti, dalam ring, Ryan Garcia membalikkan semua asumsi tersebut. Ryan Garcia mampu bangkit dari keterpurukan mental. Ryan Garcia menghentak ring tinju ketika pada ronde ke-7, 10, dan juga 11, hook kirinya menjatuhkan Devin haney. Orang mampu berkilah, Ryan Garcia dapat menang oleh sebab itu naik ring dengan kelebihan berat badan 1,45 kg pada waktu melawan Haney.

Dia juga bukan berjuang untuk menurunkan berat badannya. Dia terlihat sangat jauh lebih besar besar dari Haney di tempat berhadapan dengan ring, kemudian meskipun ada sejumlah situasi di tempat mana apa yang dimaksud disebut “keunggulan” ukuran tak sejumlah berarti, ini adalah salah satu tindakan hukum pada mana saya tidak ada dapat mengesampingkan pengaruhnya terhadap hasil. Garcia memiliki keunggulan yang mana jelas pada hal kekuatan fisik juga pukulannya mempengaruhi Haney sejak awal, sementara yang terjadi adalah sebaliknya. Kedua sisi dari persamaan itu kemungkinan besar akan berjalan sedikit berbeda apabila Garcia membebani dirinya sendiri dengan menurunkan berat badan sesuai kelas ringan super 63,5 kg.

Jarang ada petarung kelas dunia yang dimaksud menggunakan aksi yang mana membuatnya terlihat seperti tidaklah tahu apa yang mana beliau lakukan, selain pergerakan memutar tubuh 90 derajat searah jarum jam lalu pergerakan menangguhkan diri. Namun pada tahap akhir pertarungan, ia mulai menunjukkan metode untuk kegilaan yang dimaksud terlihat, pada waktu ia melontarkan hook kiri balasan pada waktu Haney membuka diri serta mengejarnya dengan postur pertahanan yang dimaksud tiada biasa.

Bila kita tarik mundur ke belakang, lima puluh tahun yang tersebut lalu, semua orang mengira, pada ketika itu, bahwa Muhammad Ali sudah ada gila untuk membiarkan George Foreman menghajarnya dalam Zaire. Tetapi ia tahu apa yang ia lakukan.

Kini setelahnya Garcia mengalahkan Haney, Anda harus percaya bahwa akan ada ketertarikan. Mereka adalah dua bintang terbesar dengan berat badan antara 61,2 kg lalu 63,5 kg atau 64,9 kilogram. Hanya Garcia yang dimaksud tahu betapa mudah atau sulitnya baginya untuk mencapai berat badan 63,5 kg di tempat masa depan.

Namun, dapat jadi, tidaklah menyembunyikan kemungkinan kita tidak ada akan mengamati Garcia dalam kelas 63,5 kg atau 66,6 kg untuk sementara waktu. Setelah Tyson Fury mencapai puncak gunung, ia membutuhkan 2½ tahun istirahat sebelum beliau merasa termotivasi lagi. Jeda kebugaran mental yang mana sejenis untuk Garcia seharusnya tidaklah mengejutkan siapa pun. Sekali lagi, lihatlah betapa salahnya sebagian besar dari kita tentang hasil akhir Devin Haney vs Ryan Garcia. Namun, inilah tinju dengan segala drama di tempat pada dan juga luar ring akan menentukan hasil akhir sebuah pertarungan.

Related Articles

Back to top button