Bisnis

Profil Emil Salim, Guru Besar Lingkungan Hidup yang Bersahaja

Kertasleces.co.id – Profil Emil Salim dikenal sebagai pakar di dalam bidang lingkungan hidup. Emil dikenal menghadapi prestasinya sebagai Menteri Negara Urusan Kependudukan dan juga Lingkungan Hidup (1978 – 1983) serta Menteri Negara Pengawasan Pembangunan juga Lingkungan Hidup (1983 – 1993). 

Menuju kontestasi 2023, calon presiden nomor 3, Ganjar Pranowo menyatakan dirinya mendapat instruksi dari Emil Salim. Kepada Ganjar, Emil menyampaikan presiden terpilih harus memberikan perhatian khusus untuk wilayah Indonesia bagian timur. 

“Beliau berulang-ulang menyampaikan untuk saya: perhatikan Indonesia timur, perhatikan Indonesia timur. itu beliau ungkapkan berulang-ulang. Rasa-rasanya saya sedang mendapatkan kuliah singkat dari pribadi punggawa sektor ekonomi yang punya pengalaman luar biasa di dalam sejumlah bidang, saya senang sekali,” kata Ganjar di keterangan tertulis, Hari Sabtu di malam hari 27 Januari 2024.

Hal itu disampaikan Ganjar usai bertamu ke rumah Emil Salim pada DKI Jakarta Selatan, Hari Sabtu malam. Dalam rapat sekitar 1,5 jam itu, Ganjar menegaskan komitmennya untuk memperhatikan masukan Emil terkait komitmen mengatasi pembaharuan iklim, dan juga mengatasi berbagai persoalan sekolah di area tanah air, khususnya kesenjangan di tempat Indonesia bagian timur.

Emil pun memberi wejangan khusus terkait merespon situasi dunia yang berubah dengan akses lembaga pendidikan yang mana baik, merata, juga berkeadilan

Prestasi Emil Salim

Di samping jabatannya sebagai menteri di area era Orde Baru, prestasi Emil Salim juga diperhitungkan pada kancah internasional. Melansir beberapa sumber, Emil menggagas dengar umum pertama di tempat Indonesia yang dimaksud menyoal lingkungan hidup. Pola dengar umum yang dimaksud kemudian menjadi acuan untuk konferensi – konferensi sejenis di area negara lain. 

Emil juga memprakarsai Rencana lingkungan hidup di tempat The ASEAN Environmental Inisiatif III. Dia merumuskan target, program, kemudian rencana aksi yang tersebut harus dikerjakan negara anggota Asean selama lima tahun sejak 1988.

Atas kontribusi ini, Emil Salim pun diganjar beberapa penghargaan. Dia terpilih memenangi Zayed Prize di dalam Dubai International Convention Centre pada kategori  Aksi yang tersebut Menghasilkan Efek Optimis bagi Masyarakat.

Dia juga mendapatkan penghargaan dari Yayasan Asahi Glass Negeri Matahari Terbit pada kategori Blue Planet Prize melawan kontribusinya di area bidang lingkungan. Organisasi konservasi World Wide Fund (WWF) juga menganugeragkan penghargaan The Leader for the Living Planet Award menghadapi dedikasi terhadap lingkungan hidup di dalam Indonesia lalu dunia. 

Meski sederet penghargaan telah Emil Salim dapatkan tidak berarti sikapnya minus kontroversi. Awal 2023 lalu Emil menolak pemberian penghargaan Climate Hero Award dari Foreign Policy Community Indonesia (FPCI). Hal ini dijalankan akibat menilai dirinya gagal menjalankan konvensi Rio 1992.

“Saya rasa tak patut menerima penghargaan ini,” kata Emil Salim di keterangannya disitir Hari Senin (26/6/2023).

Emil kemudian bercerita kalau dirinya pernah ditugaskan oleh Presiden ke-2 RI sebagai bagian dari delegasi Indonesia untuk menyetujui secara resmi dua konvensi Rio 1992 pada KTT Bumi yang tersebut diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 3-14 Juni 1992 di area Rio de Janeiro, Brazil.

Mantan menteri lingkungan hidup yang disebutkan juga menyebutkan bahwa beliau membaca laporan pelaksanaan konvensi Rio 1992 yang dimaksud diberitahukan pada 2022. Laporan yang digunakan ia bacakan itu bukan berisikan hasil yang tersebut baik.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

(Sumber: Suara.com)

Related Articles

Back to top button