Lifestyle

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Pernah Jualan dalam Garasi Rumah

Kertasleces.co.id – JAKARTA – Profil Mooryati Soedibyo menjadi perhatian usai pendiri Mustika Ratu ini meninggal dunia pada Rabu (24/4/2024).

Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Periode 2004-2009 ini tutup usia pukul 1.00 Waktu Indonesia Barat dini hari pada usia 96 tahun.

Jenazah perempuan yang lahir pada 5 Januari 1928 itu disemayamkan di area rumah duka Jalan Mangunsarkoro Nomor 69, Menteng, DKI Jakarta Pusat.

Semasa hidup, Mooryati Soedibyo dikenal sebagai pendiri industri kecantikan terkemuka Mustika Ratu.

Mooryati Soedibyo lahir pada 5 Januari 1928 di tempat Surakarta, Jawa Tengah. Ayahnya adalah KRMTA Poornomo Hadiningrat kemudian ibunya GRA Kussalbiyah.

Sejak lahir, beliau tinggal pada di keraton Surakarta yang dimaksud kental dengan tradisinya. Sebagai keturunan Paku Buwono X, ia mendapat sejumlah pelajaran mengenai tata krama, seni, sastra Jawa hingga jamu-jamuan.

Sejak remaja, beliau pun telah terjadi pandai meracik jamu dengan resep keraton yang dimaksud berasal dari unsur alami. Mooryati Soedibyo juga pelajaran mengenai tumbuh-tumbuhan berkhasiat kemudian diajarkan meramu jamu hingga kosmetik dari unsur alami.

Setelah menikah, Mooryati Soedibyo memulai bergerak berbisnis menimbulkan jamu, dan juga kosmetik di area garasi rumahnya dengan modal Rp25.000 kemudian ditawarkan dari rumah ke rumah.

Bermula dari bidang usaha di tempat garasi rumah, pada 1975, Soedibyo resmi mendirikan brand kosmetik juga jamunya bernama Mustika Ratu.

Usaha yang disebutkan mulai tumbuh hingga produknya tersebar hampir ke seluruh Indonesia. Bahkan, pada 1995, Mustika Ratu memutuskan melantai di area bursa dengan kode emiten MRAT.

Semasa hidupnya, Mooryati pernah menjadi Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Periode 2004-2009. Dia pernah meraih MURI sebagai peraih gelar kejuaraan doktor tertua pada Indonesia.

Soedibyo juga masuk sebagai urutan nomor tujuh pada daftar 99 wanita paling berpengaruh di dalam Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.

Related Articles

Back to top button