Otomotif

Tesla Tak Lagi Dicintai di tempat Negara Sendiri, Survei Hal ini Jadi Bukti

Kertasleces.co.id – Consumer Reports mengirimkan survei tahunan untuk para pemilik mobil di tempat AS, mengajukan permohonan mereka untuk menilai kenyamanan, pengalaman berkendara, kegunaan, kepemilikan, lalu penyimpanan kabin mobil mereka.

Survei ini juga menanyakan apakah pemilik mobil akan membeli kendaraan yang dimaksud mirip lagi. Angka yang terkumpul digunakan untuk menentukan peringkat merek mobil yang mana paling populer serta yang dimaksud paling bukan populer bagi calon pembeli mobil.

Di sisi lain, basis pelanggan Tesla dikenal sangat antusias, yang kemungkinan besar berkontribusi pada tingkat kepuasan mereka itu yang mana tinggi.

Namun, terlepas dari hal fanatisme pengguna Tesla, rupanya ini tidak ada cukup untuk mempertahankan sikap nomor satu mereka itu pada peringkat 2023.

Dilansir dari Motor Biscuit, Tesla turun ke tempat kelima, dengan Rivian, sebuah perusahaan rintisan, menempati kedudukan teratas lalu Mini berada pada sikap kedua.

Mobil Tesla jadi hadiah pertandingan tinju Vicky Prasetyo hingga Pesulap Merah Pluit, Ibukota Selatan pada Rabu (19/10/2022) [Suara.com/Rena Pangesti]
Mobil Tesla jadi hadiah pertandingan tinju Vicky Prasetyo hingga Pesulap Merah Pluit, Ibukota Indonesia Selatan pada Rabu (19/10/2022) [Suara.com/Rena Pangesti]

Mini berada dalam kedudukan kedua, sementara BMW kemudian Porsche berada di tempat tempat ketiga. Menurut sebuah survei, cuma 74% pemilik Tesla yang digunakan akan membeli mobil merek lagi.

Alasannya disinyakir dikarenakan Tesla semata-mata melakukan sedikit pembaharuan pada desain lalu perangkat keras kendaraannya, walaupun Tesla Model Y serta Tesla Model 3 tetap saja semakin populer.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua kendaraan ini menjadi sangat populer di area seluruh dunia. Tesla sudah menurunkan biaya Model 3, menciptakan banyak orang membandingkannya dengan sedan seperti Corolla kemudian Accord.

Penting untuk dicatat bahwa popularitas kendaraan Tesla telah terjadi meningkat oleh sebab itu inovasi perilaku konsumen, bukanlah akibat pembaharuan pada kendaraan itu sendiri.

Mobil listrik sudah menjadi barang mewah bagi orang-orang terkaya pada dunia sejak tahun 1830-an. Di masa lalu, kendaraan listrik semata-mata dapat diakses oleh para bangsawan oleh sebab itu harganya yang dimaksud mahal.

Baru setelahnya dua abad kemudian, Elon Musk menemukan metode untuk memproduksi kendaraan listrik dengan nilai tukar yang digunakan memungkinkan kendaraan listrik tersedia secara luas.

Karena mahalnya akumulator lithium-ion, Tesla harus menghurangi biaya dalam semua area lain pada mobil.

Meningkatnya tarif Tesla tak dihadiri oleh dengan perkembangan kendaraan secara signifikan menghasilkan dia gagal memenuhi ekspektasi pembeli mobil mewah.

Selain itu, survei dari CR yang disebutkan menyoroti ketidakpuasan yang digunakan meningkat di area antara pembeli mobil listrik, dengan 1 dari 5 orang kembali ke mobil bertenaga gas untuk pembelian berikutnya.

Salah satu alasan yang tersebut mungkin saja untuk tren ini adalah ketidakpuasan dengan jaringan pengisian daya publik.

Related Articles

Back to top button